Kenali Hambatan dalam E-procurement agar Pengadaan Lancar

Facebook
Twitter
LinkedIn
hambatan dalam e-procurement

Hambatan dalam e-procurement sering muncul sehingga mengganggu proses purchasing. Eprocurement adalah proses pengadaan barang yang berbasiskan transaksi elektronik. Pada umumnya, e-procurement memanfaatkan sistem website sehingga berbasis online.

Pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik memiliki nilai lebih daripada yang offline. E-procurement dinilai mampu menghemat biaya dan waktu. Selain itu, risiko terjadinya kecurangan selama proses pengadaan dapat berkurang.

Baca Juga: Pentingnya Perencanaan Acara! Faktor Penentu Keberhasilan Acara

Hambatan dalam E-procurement yang Sering Terjadi

E-procurement dinilai lebih praktis dan efektif karena tidak memakan banyak waktu. Sayangnya, hambatan dalam e-procurement tetap ada. Berikut ini adalah beberapa hambatan yang sering muncul dalam proses pengadaan berbasis elektronik.

Keamanan transaksi tidak terjamin

Meskipun tersistem, ternyata keamanan transaksi dalam e-procurement belum tentu terjamin. Proses pembayaran dengan sistem transfer dapat mengalami hambatan jika koneksi tidak stabil. Jika terjadi kesalahan, kemungkinan besar akan lebih sulit melacaknya. Hal ini karena terkadang tidak ada bukti transaksi yang tercetak.

Keahlian teknis tidak memadai

E-procurement memang lebih praktis dan efektif jika pelakunya mampu memahami sistemnya dengan baik. Namun, jika pelaku e-procurement justru tidak memahami teknisnya tentu akan menyebabkan proses akan lebih lama. Hal ini tentu akan menjadi kendala yang tidak berkesudahan. Untuk itu, sebelum menggunakannya, alangkah baiknya ada sosialisasi terlebih dahulu.

Masalah dari vendor atau supplier

Masalah supplier dalam proses e-procurement tidak luput dari ketidakpahaman aplikasi. Sama halnya dengan penjelasan sebelumnya, jika supplier tidak paham tentu akan menghambat proses pengadaan barang dan jasa. Terlebih, jika supplier melakukan kesalahan saat proses tersebut terjadi.

Kerahasiaan yang tidak terjaga

Karena kurang memahami aplikasi dalam proses e-procurement dapat menyebabkan kerahasiaan yang tidak terjaga. Misalnya saja, pelaku pengadaan atau vendor membocorkan username dan password. Jika kedua hal tersebut bocor tidak menutup kemungkinan akan ada permasalahan yang dapat menghambat proses pengadaan barang dan jasa.

Fasilitas yang tidak memadai

Terhambatnya proses e-procurement juga bisa terjadi karena fasilitas yang tidak memadai. Misalnya saja, perusahaan tidak memiliki komputer yang spesifikasi sesuai. Selain itu, bisa juga koneksi internet yang tidak stabil. Perusahaan yang tidak memiliki aplikasi e-procurement juga bisa mengalami hambatan dalam proses pengadaan barang dan jasa.

Beberapa hambatan dalam e-procurement tersebut harus segera teratasi agar tidak mengganggu proses pengadaan barang dan jasa. Selain itu, dengan hambatan yang teratasi tentu tidak akan menimbulkan datangnya masalah baru.

Baca Juga: Harus Tahu! Inilah Pentingnya Branding Dalam Bisnis