Transformasi Peran Humas dalam Menghadapi Pandemi dan Perkembangan Teknologi

Facebook
Twitter
LinkedIn
transformasi peran humas

Transformasi peran humas adalah suatu keniscayaan yang pasti terjadi. Banyak penyebab yang menjadikan humas harus mengubah perannya, terutama dalam menjalankan tugas. Salah satunya adalah adanya perkembangan teknologi. Humas pada masa sekarang harus mampu memanfaatkan teknologi agar tidak ketinggalan zaman.

Selain karena perkembangan teknologi, transformasi peran humas juga dapat terjadi pada saat pandemi Covid-19 belakangan ini. Pandemi menjadi tantangan humas kala menjalankan perannya sebagai fasilitator komunikasi. Lantas bagaimana peran humas sebagai fasilitator komunikasi pada masa pandemi?

Transformasi Peran Humas sebagai Fasilitator Komunikasi

Peran humas dalam sebuah organisasi, lembaga, atau instansi adalah sebagai fasilitator komunikasi. Artinya, humas menjadi ujung tombak yang terkait hubungan masyarakat. Dengan kata lain, humas haruslah mampu menjadi public relation yang baik. Humas harus berusaha mencapainya karena peluang public relation di masa depan begitu menjanjikan.

BACA JUGA: KESALAHAN UMUM DALAM PENGADAAN DI PERUSAHAAN

Public relation yang menjadi fokus utama humas dapat membantu organisasi atau perusahaan berkembang pesat. Melalui public relation, citra positif perusahaan dapat terbentuk dan tersebar luas. Hal tersebut tentu membawa pengaruh baik bagi perusahaan. Namun, humas tentu harus memperhatikan keadaan sehingga transformasi peran humas dapat sesuai. Berikut ini adalah bentuk perubahan peran humas dalam menjalankan tugasnya.

Menjalankan komunikasi jarak jauh

Pada masa pandemi, tantangan humas adalah susahnya berkomunikasi. Humas harus menjalankan komunikasi jarak jauh. Komunikasi tersebut saat ini dapat terfasilitasi dengan mudah karena adanya perkembangan teknologi. Jika ingin berbicara langsung, tentunya ada fasilitas telepon hingga video call

Sementara itu, ada banyak fasilitas berupa aplikasi perpesanan yang dapat menjadi sarana untuk melakukan komunikasi yang baik. Namun, jika humas ingin melakukan komunikasi jarak jauh melalui perpesanan, humas haruslah belajar komunikasi melalui bahasa tulis. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman. Apabila orang lain salah paham dengan pesan yang dikirimkan, tentu akan berakibat fatal bagi perusahaan. 

Memaksimalkan penggunaan media sosial

Di era serba teknologi internet seperti sekarang, media sosial tampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Hampir sebagian besar masyarakat sudah mempunyai akun media sosial. Hal ini dapat menjadi peluang bagi humas untuk memanfaatkannya. Humas bisa membangun citra positif perusahaan dengan memaksimalkan penggunaan media sosial.

Cara memaksimalkan penggunaan media sosial tentunya dengan membuat konten-konten yang menarik. Misalnya saja, jika ingin memanfaatkan Youtube, perusahaan harus mampu membuat video yang menarik. Kemudian, jika ingin membuat konten untuk Instagram, unggahan yang berbentuk gambar atau video haruslah yang sesuai tren agar mendapat simpati dari masyarakat. 

Menjalin kerja sama dengan media

Media, baik dari elektronik maupun cetak, menjadi sahabat baik bagi suatu organisasi atau perusahaan. Kedekatan dengan media dapat terbangun melalui peran humas. Jika humas dapat membangun kedekatan dengan  media, tidak menutup kemungkinan bahwa hal positif tentang perusahaan dapat tersebar luas dengan mudah.

Membangun website

Humas juga bisa membangun website dalam menjalankan perannya. Website dapat mendukung pengenalan citra perusahaan kepada masyarakat. Melalui website tersebut, humas dapat memasukkan gambar dan foto yang sesuai dengan citra perusahaan. Selain itu, humas dapat membuat tulisan atau artikel yang membangun citra perusahaan.

Itulah beberapa transformasi peran humas dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Humas harus bertindak tepat agar perannya dapat terlaksana dengan baik. Peran humas yang berjalan dengan baik akan membawa lingkungan kerja yang baik sehingga dapat berdampak baik juga terhadap perkembangan dan kemajuan perusahaan.

BACA JUGA: MENGENAL JOINT VENTURE DAN SELUK-BELUKNYA