Memperkuat brand awareness menjadi kewajiban bagi suatu perusahaan. Lantas apa sebenarnya brand awareness? Brand awareness adalah kesadaran konsumen dalam mengenali dan mengingat suatu merek, baik berbentuk produk atau jasa. Salah satu contoh brand awareness dapat kita lihat pada brand Apple. Logo sederhana berbentuk apel dan tagline berbunyi think different begitu lekat di benak masyarakat.
Tidak sekadar diingat, brand awareness juga bermanfaat bagi perusahaan. Manfaat brand awareness adalah meningkatkan kredibilitas dan ekuitas merek. Dengan begitu, value brand juga akan tersampaikan ke publik. Hal ini tentunya akan berdampak pada loyalitas konsumen yang membuat mereka melakukan order berulang kali.
Baca juga : Cara Membangun Citra Perusahaan Untuk Mencapai Tujuan
Mengenal Teori Brand Awareness
Melihat begitu banyak manfaat brand awareness, sudah seharusnya suatu perusahaan menyiapkan strategi promosi untuk meningkatkan brand awareness. Namun, sebelumnya perlu mengetahui teori brand awareness terkait tingkatannya. Berikut ini adalah isi teorinya.
- Top of Mind: Pada tingkatan ini, konsumen akan menyebutkan nama suatu brand ketika muncul pertanyaan tentang suatu produk. Misalnya saja, ketika ada pertanyaan mi instan, pada umumnya masyarakat akan menyebut merek Sarimi. Dengan kata lain, brand tersebut telah meninggalkan bekas di benak konsumen.
- Brand Recall: Ketika konsumen dapat mengingat suatu brand ketika melihat secara sekilas berarti sudah memasuki tingkatan brand recall. Ingatan tersebut muncul karena konsumen sering memakai brand terkait. Dengan kata lain, konsumen telah menunjukkan loyalitasnya.
- Brand Recognition: Pada tingkatan ini, konsumen dapat mengenali suatu produk. Akan tetapi, ia tidak begitu ingat dengan nama produk tersebut. Konsumen bisa sekadar mengingat logo, warna, atau tagline.
- Unaware of Brand: Konsumen pada tingkatan brand awareness ini sama sekali kesulitan untuk mengenali brand dari suatu produk. Konsumen tidak mengenali warna dan berbagai hal yang bersangkutan dengan brand.
Cara Memperkuat Brand Awareness
Setelah melihat teori brand awareness di atas, pada tingkatan manakah brand perusahaan Anda? Jika masih pada tahapan unaware of brand, perusahaan harus segera mengambil tindakan untuk memperkuat brand awareness. Berikut ini adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk perusahaan.
1. Menciptakan logo dan tagline menarik
Logo dan tagline menjadi dasar dalam meningkatkan brand awareness. Logo dan tagline akan muncul dalam berbagai iklan dan platform perusahaan. Karena itulah, logo haruslah ikonik sehingga lebih mengena. Tagline juga harus singkat dan menarik supaya konsumen lebih mudah dalam mengingatnya.
2. Memaksimalkan media sosial
Media sosial juga bisa menjadi sarana untuk memperkuat brand awareness. Perusahaan dapat memanfaatkan berbagai macam media sosial, seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Twitter. Cara memaksimalkannya adalah dengan membuat konten-konten yang menarik sehingga konsumen menjadi penasaran.
3. Membangun website informatif dan komunikatif
Tidak jarang suatu perusahaan memiliki website. Jika belum memiliki, perusahaan dapat membangun website informatif. Namun, jika sudah memiliki, ada baiknya website diperbaiki dan diperbaharui sehingga bisa memenuhi kebutuhan informasi konsumen.
4. Mengikuti event
Meningkatkan brand awareness juga bisa melalui suatu event. Misalnya saja, dengan mengikuti bazar atau pameran tertentu. Perusahaan juga bisa turut mendukung suatu acara besar jika mampu, misalnya, menjadi sponsor.
5. Memakai jasa influencer
Seiring dengan perkembangan zaman, pekerjaan di dunia ini makin beragam. Salah satunya muncul pekerjaan dengan label influencer. Perusahaan bisa memakai jasa influencer untuk mengenalkan dan mempromosikan produk. Masyarakat tentunya akan lebih mudah percaya dengan promosi para influencer tersebut.
Dengan demikian, suatu perusahaan haruslah berupaya untuk memperkuat branding awareness. Ada banyak cara yang bisa perusahaan lakukan untuk meningkatkan brand awareness. Hal tersebut bertujuan untuk menjadikan perusahaan selalu tersimpan dalam benak konsumen.