Tips Mudah Membuat Proyeksi Keuangan untuk Bisnis

Facebook
Twitter
LinkedIn
Tips Mudah Membuat Proyeksi Keuangan untuk Bisnis

Setiap pebisnis agaknya perlu mempelajari proyeksi keuangan sebagai dasar ilmu untuk menjalankan bisnis. Proyeksi bisnis adalah rancangan anggaran terkait pendapatan dan pengeluaran perusahaan di masa akan mendatang. Proyeksi keuangan perusahaan perlu dibuat untuk jangka pendek dan menengah agar bisa menghadapi hal-hal tak terduga yang mungkin terjadi di masa depan.

Dalam membuat proyeksi ini, Anda perlu menyiapkan komponen pendukungnya. Adapun komponen pendukung yang perlu ada adalah laporan laba rugi, arus kas, dan neraca. Di samping itu, Anda perlu mewaspadai kelemahannya, seperti informasi yang tidak akurat, proses yang memakan waktu dan rumit, serta tidak mudah dibuat untuk bisnis baru.

Baca juga: Mengenal 7 Jenis Model Bisnis, Mana Pilihan Anda?

Cara Membuat Proyeksi Keuangan untuk Bisnis

Anda perlu mengetahui cara buat proyeksi keuangan. Namun, Anda harus paham terlebih dahulu tahapan yang harus dilalui sebagai berikut.

1. Membuat taksiran pendapatan dan pengeluaran

Anda perlu menaksir pendapatan dan pengeluaran perusahaan sebelum mulai menjalankan bisnis. Pendapatan yang dimaksud tentu dihasilkan dari penjualan produk atau layanan. Sementara itu, pengeluaran bisa berupa biaya produksi hingga penggajian karyawan.

2. Menentukan proyeksi keseimbangan

Sebuah perusahaan perlu memiliki laporan neraca sebagai bentuk proyeksi keseimbangan. Neraca tersebut mencakup aset, kewajiban, dan ekuitas. Kemudian, perusahaan perlu membuat catatan pengeluaran, pembayaran, hingga estimasi kenaikan aset di masa depan.

3. Membuat proyeksi laporan laba rugi

Proyeksi laporan laba dan rugi perlu juga dibuat oleh perusahaan sebagai gambaran penting. Pembuatannya dapat didasarkan pada selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Kemudian, tidak lupa juga untuk menghitung pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

4. Membuat proyeksi arus kas

Proyeksi arus kas berisi gambaran terkait jumlah uang yang hendak digunakan untuk belanja rutin. Anda bisa menghitung jumlah uang tunai yang didapatkan oleh perusahaan setiap akhir bulannya. Apabila jumlah uang tunai lebih besar dari anggaran belanja, jadikanlah dana tak terduga.

5. Mengecek dan memonitor proyeksi yang dibuat

Anda perlu melakukan pengecekan terhadap proyeksi yang sudah dibuat. Hal ini karena proyeksi bisa saja berbeda dengan yang terjadi. Kemudian, Anda perlu memonitor proyeksi dengan menganalisis perkiraan pendapatan dan pengeluaran perusahaan di masa mendatang.

Setelah melewati tahapan tersebut, Anda bisa merancang dua skenario berupa keadaan terbaik dan terburuk yang mungkin dialami perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menganalisis risiko dan potensi keuntungan. Kemudian, bandingkanlah analisis risiko dan potensi keuangan dengan prediksi keuangan yang telah ada. Yang paling penting adalah membuat proyeksi keuangan yang realistis.